Hai, Sobat Blogger!


Ketika saya memutuskan untuk menulis, tak pernah terbayangkan akan fokus untuk menjadi penulis. Awalnya saya ingin belajar menulis untuk copy writing produk online shop saya. Saya pikir dengan saya belajar menulis, saya akan lebih mudah mengajak para konsumen untuk membeli produk-produk yang saya tawarkan. Dulu saya jualan kerudung yang brand-nya saya buat sendiri. Saya beli bahan di tanah abang, lalu di jahit ke tukang jahit dan bikin label sendiri. Jualannya? Via sosial media dan market place.

Tapi, jualannya biasa aja. Kurang ramai dan modal enggak balik-balik. Sudah ikutan bazar juga kemana-mana tapi penghasilan tak begitu banyak. Suka iri melihat para online shop lain bisa laris dan maju pesat. Saya kapan? Tanya pada diri sendiri waktu itu.

Sampai akhirnya, saya melihat postingan Bunda Indari, pendiri IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) dan Indiscript. Ketika itu ada teman di facebook yang komentar di facebook beliau, jadilah saya melihat postingannya. Di postingan tersebut Bunda Indari menawarkan buku agenda financial mom (kalau enggak salah yes, saya lupa, wkwk). Nah, saya pikir waktu itu, sepertinya saya juga perlu buku ini untuk mencatat keluar masuknya uang dagangan. Bisa jadi saja, selama menjalankan online shop tidak pandai mengatur keluar masuknya uang, jadi perasaan enggak kaya-kaya *eh maksudnya enggak balik-balik modal, wkwk.

Nah, sampai akhirnya saya masuk ke grup TNB 10. Disana begitu banyak ilmu tentang bisnis dan menulis. Awalnya tidak ada ketertarikan sama sekali di bidang menulis. Saya fokus di bisnisnya dan ingin belajar copy writing, supaya orang-orang yang membaca iklan saya tertarik untuk membeli barang dagangan saya.

Namun, lambat laun saya malah tertarik dengan menulis. Mencoba kelas gratis di IIDN yaitu ODOA (One Day One Article) dan ini bekerja sama dengan UC News. Jadi, saya diajarkan membuat akun di UC News, kirim artikel hingga berhasil terbit. Dari sanalah akhirnya saya fokus untuk menulis dibandingkan meneruskan online shop.

Mendapatkan uang pertama kali dari UC News sekitar 200-an dollar membuat saya semakin bersemangat menulis di sana. Sampai akhirnya saya diajak oleh mentor ODOA untuk mengerjakan proyek yang diadakan oleh UC News. Uang yang di dapat dari proyek tentu lebih menghasilkan dibandingkan dari akun sendiri. Alhamdulillah, lumayan setiap bulan mendapatkan uang dari menulis. Dari situ saya pun semakin rutin menulis artikel di media online, UC News.

Sampai akhirnya sama merambah menulis buku antologi dan blog. Buku antologi bukan hanya tentang artikel tetapi berbagai macam genre seperti puisi, cerpen, cerita anak, cerita romance, cerita misteri, kisah inspiratif, quote dan lain sebagainya.

Menulis bagi saya adalah passion. Selama ini saya enggak pernah tau passion saya dan ternyata sekarang saya bekerja dari menulis. Enggak pernah terpikirkan karena dari dulu saya enggak terlalu suka menulis seperti menulis diary contohnya tetapi dari SD saya menyukai menulis puisi.

Nah, untuk itu saya ingin berbagi kepada kamu-kamu yang ingin menjadi penulis. Ada 10 hal dari tahun 2017 pertama kalinya saya menulis. Hingga saat ini yang selalu saya ingat dan tak pernah tertinggal untuk selalu saya sertakan dalam proses menjadi penulis. Apa saja ya, 10 hal ini? Simak ulasannya berikut ini :

1. Percaya Diri dengan Tulisan Sendiri



Menulis itu harus percaya diri, kalau enggak percaya sama tulisannya bagaimana tulisan tersebut bisa di baca oleh orang banyak? Nah, oleh karena itu saya selalu percaya diri dengan tulisan saya. Saya enggak langsung jago menulis kok. Saya banyak salah saat pertama kali mulai menulis artikel. Tulisan saya enggak langsung di terima editor UC News, berulang kali merubah dan banyak belajar dari tulisan orang-orang yang berhasil di terima editor UC News hingga akhirnya artikel saya pun bisa publish. Jadi, semua itu proses kok. Intinya, PERCAYA DIRI sama tulisan sendiri.

2. Tak Malu Bertanya dengan Senior



Waktu berada di kelas ODOA, banyak penulis-penulis senior. Mereka enggak pelit untuk berbagi ilmu. Saya serap semua ilmu mereka hingga akhirnya saya tau bagaimana menulis artikel yang baik dan enak di baca serta dengan mudah di terima oleh editor UC News. Awalnya pasti malu, lama-lama saya pun jadi semakin kesenangan tanya kepada senior. Dari situlah saya semakin lihai menulis artikel, sehari bisa tiga artikel loh menulis di UC News saat itu. Masyaallah.

3. Berani Melangkah



Jangan takut untuk melangkah maju. Meski sudah nyaman di UC News, bukan berarti saya enggak cari tempat media online lain untuk memasukkan artikel saya. Saya akan banyak belajar jika saya terus melangkah menulis di tempat lain. Tak hanya satu tempat tapi beberapa tempat saya coba untuk melihat apakah artikel saya layak di media online tersebut. Waktu itu saya menulis di Hipwee, Vebma, Takaitu, Plukme dan Estrilook. Bahkan menjadi ghost writer pun juga pernah dan mendapatkan penghasilan yang lumayan dari sana. Jadi, teruslah melangkah ke depan dan ke tempat yang lebih baik.

4. Terus Bergerak



Jangan pasif! Jadilah aktif. Sibuk menjaring dengan berteman dengan para penulis dan komunitas menulis. Ini yang saya lakukan. Saya tidak berteman dengan orang yang itu-itu saja. Saya mulai mencoba mencari komunitas lain dan perbanyak pertemanan dengan penulis lain. Banyak manfaat ketika saya terjerumus di berbagai macam komunitas atau pun pertemanan. Mereka begitu aktif memberikan ilmu-ilmu menulis, yang membuat saya semakin pandai merangkai kata dan bisa lebih baik lagi dalam menulis. Alhamdulillah.

5. Selalu Belajar Hal Baru



Tak pernah lelah untuk terus belajar. Ilmu yang di dapat pasti akan berguna. Komunitas satu dengan yang lainnya pasti tidak akan sama ilmunya. Dari sana saya pun semakin banyak memiliki pengetahuan tentang menulis. Genre tulisan yang saya tulis pun bermacam-macam, tidak lagi mengenai tulisan artikel tetapi merambah ke buku dan menulis di blog.

6. Tidak Mudah Tersinggung



Santai. Ya, saya enggak mau jadi orang yang mudah tersinggung saat orang lain mengkritik tulisan saya. Mau santai aja kaya di pantai, wkwk. Setiap orang berhak memberikan pendapatnya pada tulisan yang saya tulis. Jika ada yang kelewatan dalam mengkritik tentu akan saya anggap angin lalu dan tetap tak tersinggung. Cobaan dalam menulis pasti ada tetapi jadikan pelajaran bukan malah menyerah dan tak mau lagi menulis.

7. Belajar dari Pengalaman



Belajar yang paling baik adalah dari pengalaman. Ketika ada pengalaman pahit yang terjadi, jangan berlama-lama sedihnya. Karena dari pengalaman tersebutlah saya dapat lebih berhati-hati. Banyak yang tak suka, itu sudah pasti. Banyak yang iri, yah apa lagi. Di tawari proyek menulis tapi ujung-ujungnya enggak di bayar, saya juga sudah pernah. Kerjasama menulis antologi tetapi bukunya tidak pernah saya terima, juga ada. Namun, itu semua, kenangan pahit yang saya jadikan pengalaman. Saya pun sekarang lebih berhati-hati dalam hal apapun dan selalu menyertakan Allah dalam mengambil setiap keputusan. Itulah, dari pengalaman saya banyak belajar.

8. Tidak Mudah Menyerah



Kenangan pahit tadi tidak membuat saya menyerah. Saya pikir jika saya menyerah, saya akan rugi bahkan saya akan kalah dengan seleksi alam. Enggak mau, dong! Makanya apapun yang terjadi dari pengalaman pahit dulu, tak membuat saya menyerah. Terus berjuang dan kembali ke niat awal menulis. Untuk menebar kebaikan dan manfaat untuk orang banyak. Itu yang membuat saya sampai sekarang bertahan menulis meski tak mudah dilewati.

9. Minta Tolong Allah



Allah Maha Segala, hanya Dia yang mampu menolong. Jadi, setiap ada kenangan pahit atau hal yang tak sesuai rencana, saya pasrah kepada-Nya. Bisa jadi memang saya pernah melakukan kesalahan yang harus saya tanggung. Jadi, Allah berikan cobaan supaya dosa-dosa saya karena kesalahan tersebut di hapus dari cobaan tersebut. Setiap ada apapun, bahagia atau pun sedih dari dunia literasi, Allah tak pernah absen. Hanya kepada-Nya lah saya meminta pertolongan, dari ridho Allah saya bisa bertahan hingga sekarang

10. Mengikuti Kelas "JAGO NULIS ARTIKEL"

Mengikuti kelas menulis itu perlu. Mau yang gratis atau pun bayar tetap harus ikut. Dengan mengikuti berbagai macam kelas, saya jadi lebih baik dalam menulis hingga penghasilan yang saya dapatkan bisa meningkat.

Buruan daftaaaaaar !

Untuk itu, jika kamu ingin banget bisa menulis artikel dan mendapatkan penghasilan juga dari menulis. Jangan ragu untuk ikutan kelas JAGO NULIS ARTIKEL. Kelasnya lengkap banget loh, ada panduan menulis artikel dari A-Z. Selain itu, kamu juga bisa self editing tulisan kamu sebelum akhirnya di kirim ke media online dan yang paling keren kamu jadi tau cara masukkan artikel kamu ke 3 platform besar. Apalagi kamu akan dibimbing hingga artikel kamu bisa masuk ke 3 platform tersebut dan mendapatkan penghasilan. Nah kan, enggak bakalan rugi kamu ikut kelas ini. Kalau ingin benar-benar menjadi penulis yang berpenghasilan. Yuk, langsung daftar aja ke sini, ya.

Insyaallah saya dan teman-teman akan membimbing kamu-kamu yang masih pemula dalam menulis bisa ketularan dapat penghasilan dari menulis di 3 platform besar tersebut. Semoga ini juga menjadi salah satu jalan untuk kamu menebar kebaikan dan manfaat melalui tulisan, ya. Sampai ketemu saya di kelas JAGO NULIS ARTIKEL!

Nah, itu tadi 10 hal yang selalu saya ingat dan tak pernah saya tinggal. Kesepuluh hal tersebutlah yang mendampingi saya selama berproses hingga saat ini. Saya enggak pernah berhenti belajar karena ilmu itu dinamis. Jadi, harus terus menerus belajar hal baru sampai kapan pun.

Kalau kamu, hal apa yang membuat dirimu sampai sekarang tetap menulis? Cerita yuk di kolom komentar di bawah ini, ya. Ditunggu ~

Salam,